Aku Di FB

|

Senin, 13 Juni 2011

HERBAL UNTUK ANTI DIABETES

Masih terkait dengan penyelenggaraan International Conference and Talk Show on Medical Plant yang di selenggarakan BPPT di Auditorium BPPT, pada hari ketiga ini (21/10) kembali dilaksanakan pleno sesi terakhir. Dengan dimoderatori langsung oleh Ketua Ikatan Apoteker Indonesia, M Dani Protomo, tema yang dibahas kali ini adalah tentang Herbal Practitioner in Utilization of Herbal Products.
"Kalau kita berbicara tentang anti diabetic effect, mau tidak mau kita akan membahas tentang Diabetes Mellitus (DM) dan blood glucose", kata Aris Wibudi, panelis yang juga adalah dokter pribadi presiden.

Menurutnya, DM yang terbagi dalam empat tipe, khususnya untuk tipe dua, terjadi akibat adanya jaringan lemak yang timbul di rongga perut yang pada akhirnya menyebabkan tubuh kekurangan insulin secara kuantitatif.

Aris yang juga adalah Ketua Tim Dokter Kepresidenan, lebih jauh menjabarkan bahwa dalam penelitiannya terhadap herbal anti diabetic effect, ditemukan bahwa sambiloto ternyata memang mempunyai khasiat menghambat absorpsi insulin. "Sambiloto secara kultur sudah dikenal oleh masyarakat luas. Kita sebagai peneliti, jangan terjebak dengan ekstraksi. Cukup direbus dengan air, sambiloto terbukti dapat menghambat absorpsi insulin fase cepat. Kita (peneliti) mempunyai tugas untuk menjelaskan kepada masyarakat khasiat herbal. Apa betul suatu herbal A bermanfaat untuk penyakit B? Hal-hal semacam itu lah yang harus diinformasikan kepada masyarakat", jelasnya.

Aldrin, panelis lainnya yang juga adalah Guru Luar Biasa Universitas Maranatha, mengakui bahwa kalangan dokter dan farmasi di Indonesia, memeliki keterbatasan pengetahuan akan herbal. "Kita perlu meningkatkan kompetensi disana. Sebagai dokter, etika, keterampilan dan ilmu adalah cara kita untuk melindungi masyarakat".

Ia juga mengatakan, dalam memformalkan jamu, atau scientifikasi jamu diperlukan beberapa langkah yang perlu diambil. Pertama adalah regulasi dan monitoring yang kuat dari pemerintah, kedua adalah meningkatkan koordinasi antara akademisi, bisnis atau industri dan pemerintah. Selain itu, peningkatan kompetensi kalangan dokter dan farmasi, merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan.

"Bapak ilmu pengobatan, Hipocrates mengatakan, let food be your medicine and medicine be your food. Ini menandakan bahwa Hipocrates pun menganjurkan kita untuk memanfaatkan herbal dalam kesehatan, ujar Hardhi Pranata, salah satu panelis.

Hardhi yang juga adalah anggota tim dokter kepresidenan sejak 2004 hingga saat ini, menjelaskan bahwa herbal mempunyai kelemahan dan kekuatan. "Bahan baku yang dapat terkontaminasi bakteri dan kurangnya bukti nyata khasiat merupakan contoh kelemahan herbal. Disisi lain, secara biologis herbal dapat lebih diterima oleh tubuh manusia. Selain itu, herbal juga sedikit mempunyai efek samping pada tubuh. Secara economic value, herbal pun berpotensial".

"Right doze, right time, right route to use, right patients and right indication. Prinsip-prinsip itulah yang harus kita pegang dan terapkan dalam penggunaan herbal", ucap Hardhi di akhir presentasinya.

Selain kegiatan pleno yang telah dilaksanakan selama 3 hari penuh, di hari ketiga juga dilaksanakan Talkshow bertema Herbal Medicine for the Management of Diabetes Mellitus. Talkshow yang dimoderatori oleh Sandrina Malakiano tersebut menampilkan pembicara antara lain Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika BPPT, Rifatul Widjhati, Puti Rita Liswari dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), Arijanto Jonosewojo, dokter dari RS Soetomo Surabaya dan Aldrin. (YRA/humas)